Saya pernah dengar teman saya berkata begini, "Kalau sedang di rumah sendirian, dan dua-duanya nangis, saya suka ikut nangis."
.
Atau teman saya yang satu lagi,
"Riweuh pisan (repot banget) Bu Siti, yang sulung lagi BAB teriak-teriak minta dicebok, anak kedua lagi disuapin, umi 'a, umi 'a, minta makan, anak ketiga masih bayi nangis mulu minta ASI. Bingung yang mana yang harus diduluin."
.
Dan saat itu saya yang belum punya anak, hanya tertawa, merasa kalimat-kalimat itu lucu. Lalu sekarang?
.
Saya merasakannya!
Deuh, iya bener, saat sendiri dan duo balita itu menangis, rasanya saya juga jadi kepengen nangis! Ini baru dua lho, apakabar ibu-ibu yang anaknya banyak dan jaraknya deketan? Barakallah, semoga semua anaknya jadi anak sholeh. Dan ibunya diberi pahala yang tidak terputus-putus. Aamiin.
.
Ini hari ketiga saya pulang ke Lembang. Kemarin Sabtu dan Minggu masih oke, karena ada suami yang libur ngajar. Hari ini bener2 I have to do everything by my self! Si kecil yang oe oe, si sulung yang sudah banyak ingin ini-itu dan tak mau begini-begitu ditambah sedang proses toilet training.. Duh! Bukankah menghadapi toilet training saja sudah sulit? Apalagi jika harus featuring dede bayi yang kalau sudah nangis susah dibujuknya. Hmmmm.. Tarik napas. Hembuskan.
.
Benar-benar menguras emosi. Saat dua-duanya tidur dan emaknya bergegas mandi, belum apa-apa si kecil udah oe oe lagi. Apakabar nyuci, nyetrika, dan seabreg tugas lainnya?
.
Ini mengeluh? Mungkin. Protes? Bisa jadi. Luapan emosi? Bisa dikatakan begitu. Frustasi? Semoga tidak! Bukankah ini hal yang lumrah dialami jutaan kaum bertitel emak? Lelah secara fisik dan emosi (tapi berat badan malah nambah). Mungkin di luar sana ada saja yang nyiyir, suruh sapa punya anak jaraknya deketan? Mungkin saja. Mari kita abaikan.
.
Hari ini edisi menguatkan diri sendiri. Bahwa sungguh semua lelah ini bergelimang pahala bagi yang tidak lupa meniatkan ibadah.
Bahwa banyak diluar sana perempuan yang berdoa setiap hari ingin mendengar tangisan bayi yang belum juga diamanahkan padanya.
.
Sungguh, semua ini adalah lelah yang akan terbayar lunas. Bahkan saat menatap mereka tertidur seperti sekarang, saya bahkan sudah merasa rindu pada "kebisingan" yang mereka buat. Rasanya terlalu sepi. Hihihi..
.
Atau teman saya yang satu lagi,
"Riweuh pisan (repot banget) Bu Siti, yang sulung lagi BAB teriak-teriak minta dicebok, anak kedua lagi disuapin, umi 'a, umi 'a, minta makan, anak ketiga masih bayi nangis mulu minta ASI. Bingung yang mana yang harus diduluin."
.
Dan saat itu saya yang belum punya anak, hanya tertawa, merasa kalimat-kalimat itu lucu. Lalu sekarang?
.
Saya merasakannya!
Deuh, iya bener, saat sendiri dan duo balita itu menangis, rasanya saya juga jadi kepengen nangis! Ini baru dua lho, apakabar ibu-ibu yang anaknya banyak dan jaraknya deketan? Barakallah, semoga semua anaknya jadi anak sholeh. Dan ibunya diberi pahala yang tidak terputus-putus. Aamiin.
.
Ini hari ketiga saya pulang ke Lembang. Kemarin Sabtu dan Minggu masih oke, karena ada suami yang libur ngajar. Hari ini bener2 I have to do everything by my self! Si kecil yang oe oe, si sulung yang sudah banyak ingin ini-itu dan tak mau begini-begitu ditambah sedang proses toilet training.. Duh! Bukankah menghadapi toilet training saja sudah sulit? Apalagi jika harus featuring dede bayi yang kalau sudah nangis susah dibujuknya. Hmmmm.. Tarik napas. Hembuskan.
.
Benar-benar menguras emosi. Saat dua-duanya tidur dan emaknya bergegas mandi, belum apa-apa si kecil udah oe oe lagi. Apakabar nyuci, nyetrika, dan seabreg tugas lainnya?
.
Ini mengeluh? Mungkin. Protes? Bisa jadi. Luapan emosi? Bisa dikatakan begitu. Frustasi? Semoga tidak! Bukankah ini hal yang lumrah dialami jutaan kaum bertitel emak? Lelah secara fisik dan emosi (tapi berat badan malah nambah). Mungkin di luar sana ada saja yang nyiyir, suruh sapa punya anak jaraknya deketan? Mungkin saja. Mari kita abaikan.
.
Hari ini edisi menguatkan diri sendiri. Bahwa sungguh semua lelah ini bergelimang pahala bagi yang tidak lupa meniatkan ibadah.
Bahwa banyak diluar sana perempuan yang berdoa setiap hari ingin mendengar tangisan bayi yang belum juga diamanahkan padanya.
.
Sungguh, semua ini adalah lelah yang akan terbayar lunas. Bahkan saat menatap mereka tertidur seperti sekarang, saya bahkan sudah merasa rindu pada "kebisingan" yang mereka buat. Rasanya terlalu sepi. Hihihi..
4 komentar:
Semoga jadi anak2 yg sholeh, mbak :)
Semoga jadi anak2 yg sholeh, mbak :)
Sabar ya mbak..
Aamiin ... Ibu hebat semoga anak-anaknya menjadi anak" sholih penyejuk mata abi Ummi nya😊
Posting Komentar