Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Segala sesuatu yang di dalamnya tidak
mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan,
kecuali empat perkara, yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda,
berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (HR. An-Nasa’i)
Nah, hadits di
atas sudah sering kita dengar, bukan? Mana diantara keempat hal tersebut yang
sudah sering kita lakukan? Berangkat dari hadits di atas, jadi muncul sebuah
pertanyaan, nah kalau kita-kita yang berstatus akhwat bagaimana? Ribet banget
ya kalau akhwat harus berkuda? Memanah? Berenang?
Hmm, sebenarnya
posting ini terinspirasi dari anak-anak didik saya yang hari ini berenang di
Sampoerna. Wah, senangnya! Saya yang sedang cuti tentu saja tidak bisa ikut.
Berbekal pengalaman yang sudah-sudah, sekolah saya biasanya membagi sesi renang
menjadi dua kali. Satu hari yang berenang anak ikhwan, hari besoknya akhwat. Sengaja
dipisah, agar mereka diajarkan untuk tidak ber-ikhtilat sejak kecil.
Sudah dari
sononya kalau guru SD biasanya perempuan, kan? Demikian juga di tempat saya
mengajar. Guru laki-lakinya minoritas. Jadi sebuah kendala ketika mau berenang,
guru akhwatnya pada gak mau ikut nyemplung! Padahal pendampingan anak di kolam itu
penting. Minimal kalau ada yang tenggelam, guru bisa segera membantu. (Kalau
saya sih paling ikut main aja, udah Alhamdulillah bukan saya yang tenggelam!) Berbagai
alasan biasanya dikemukakan sang Ibu Guru. Mulai dari tidak bisa, ribet ganti
bajunya, dan yang paling sulit untuk disangkal adalah masalah kostum untuk
berenang itu, sungguh tidak sedap dipandang!
Saya yang
tingkat kecuekannya sedikit lebih besar dari beliau-beliau ini, sering
kesulitan mencari teman untuk ikut nyemplung. Bagaimana tidak, mereka adalah
guru yang sangat menjaga auratnya. Setiap hari berkerudung lebar, lengkap
dengan rok dan kaos kaki. Masa iya saya harus turun ke kolam sendirian?
Nah, berikut
beberapa tips yang bisa dipraktekkan bagi para akhwat yang gemar berenang (atau
sekedar basah-basahan main air kayak saya). Semoga dengan ini para akhwat
sholihah jadi tetap semangat berenang (terutama teman-teman saya di sekolah,
hehehe)
1. Pakai baju yang tidak
menjiplak
Baju renang, biasanya langsung
menjiplak begitu kita naik dari kolam. Risih? Iya! Makanya, pilih baju yang
tidak terlalu mengikuti lekuk tubuh walaupun basah.
2. Baju tetap nyaman, tidak
menggembung
Ini masalah kedua. Kalau berenang
pakai kaos, biasanya pas kita nyelam, air langsung masuk, lalu membuat baju
kita menggelembung macam ikan buntal. Duh, enggak banget deh, ya?
3. jilbab tidak terbang-terbang
Ini juga problem banget! Seorang akhwat,
tidak akan memakai kerudung pendek macam penutup kepala doang saat berenang. Kerudung
yang tetap menutup dada, wajib hukumnya. Nah, masalahnya, kerudung yang panjang
itu kerap ikut menggembung saat berenang. Jadi, pilihan jilbab bertali di
belakang, bisa jadi solusi. Ada juga lho, kerudung khusus buat berenang. Jadi ada
tali yang bisa dikaitkan ke lengan. Jadinya aman, tidak ada acara jilbab
terbang-terbang mengembang di air
.
4. Kaos kaki? Tetap pakai dong!
Berenang pakai kaos kaki? Iya! Saya
biasanya tetap memakai kaos kaki walaupun berenang. Tidak mengganggu kok, hanya
harus lebih hati-hati saja, karena sedikit lebih licin.
5. Kain tidak berat
Ini juga penting. Baju yang tidak
menjiplak, bukan berati harus berat ya... karena kenyamanan berenang juga
penting. Bahan parasut cocok banget nih buat dipakai berenang.
6. Pilih timing yang tepat
Tips yang terakhir, kita juga
harus pintar memilih timing yang pas. Berenang hari Minggu? Hari libur? Big No!
Biasanya, itu family time. Otomatis kolam bakalan rame, dan banyak bapak-bapaknya.
Saya biasanya memilih hari Jum’at untuk berenang, karena kolam lebih steril
dari Bapak-Bapak. Bagiaman tidak, wong mereka pada Jum’atan. Walaupun kostum
kita tetap menutup aurat, ketidakhadiran Bapak-Bapak di kolam, bisa menambah
nyaman saat berenang.
BTW, kalau
teman-teman masih bingung ngubek lemari untuk mencari kriteria yang cocok untuk
dipakai berenang, ada lho baju renang yang nyaman untuk muslimah. InsyaAllah
tetap bisa sporty sesuai Syar’i. Dimana belinya? Saya jual? Iyaaa! Hahaha,
ujung-ujungnya jadi promosi. Kayak gini penampakannya. (Bukan foto saya,
kebetulan aja nyomot dari Google. Maaf ya Mbak, saya comot fotonya). Saya punya tuh yang warna hijau, sama
persis!
Nah, itu sekedar tips dari saya.
Yuk, berenang! Sehat dan sangat menyenangkan! Happy swimming, muslimah!
6 komentar:
Hihiii sambil berenang minum air ya mbaak...wkwkw, sambil nulis kita bisnis dah :D
hahahahahah
ujung-ujungnya promosi
Hehe. Waah, promosinya kurang gencar, Bu. :-D hehe
Makash mba tips nya,,,,, hehehhe
bermanfaat sekali mbak Sitti
Hahaha....menulis dan mencari rezeki. Keren ide nulisnya nih mb.
Posting Komentar