Saat Kamu Pulang Terlalu Cepat



Haly Syahrastani sayang...
Mamah tidak mau mengingat kapan kamu lahir dan kapan kamu kembali pada
Rabb-Mu
Mamah juga tidak mau mengingat hari-hari kebersamaan kita selama 8 bulan lebih di kandungan dan selama 3 hari di dunia ini

Haly Syahrastani sayang...
Mamah hanya mau mengingat bahwa kau, mamah, dan abimu... Kelak kita akan berkumpul kembali di syurga

Haly Syahrastani sayang...
Sekarang kau sudah ada di syurgaNya Allah...
Menjadi kunang-kunang mungil yang bertebaran di sana... tunggu mamah sama abimu di pintu syurga itu ya...

Allah...
Engkaulah Rabbku
Cintaku, pengabdianku akan selalu untuk-Mu

Allah...
Engkau telah memilihku diantara hamba-Mu yang sabar
Engkau telah menjanjukanku sebuah rumah di syurgaMu kelak
Tetapkan aku agar selalu setia pada-Mu. Agar selalu ikhlas dan sabar menghamba
padaMu
Agar selalu ingat bahwa cepat atau lambat hamba akan menghadap-Nya juga

Allah...
Hamba mohon agar Engkau berkenan
Memanjangkan usiaku dan suamiku di dunia ini
Dalam kesehatan dan keberkahan
Agar hamba dan suami hamba bisa beramal sholeh sekemampuan hamba
Karena...
Di akhirat kelak...
Hamba ingin berkumpul dengan suami, Haly, para shiddiqin, shalihin, mujahiddin, dan para nabiyyin, di syurgaMu

Ya... di tempat kembali yang terakhir
Dimana kebahagiaan akan kekal di sana

24 Maret 2016
Neneng Siti Zakiyah

***



Tanyakan saja pada setiap wanita, yang sudah merasa. “Bagaimanakah rasanya menjadi seorang ibu hamil?”
Sungguh, hamil itu adalah “nikmat”!

Nikmat saat kau begitu ingin makan, tapi tidak ada satu suap pun yang meluncur mulus ke dalam perutmu. Karena saat mencium baunya saja, kamu sudah mual dan hilang selera.

Nikmat karena badanmu yang singset itu tetiba terasa amat beratnya. Beban yang tidak bisa dilepaskan barang sebentar. Tidur miring salah, telentang pun bukan. Kedua kaki rasanya sudah lelah menopang. Jalan sakit rasanya.

Serba salah! Belum lagi rasa gerah yang tidak bisa berpindah. Baju pendek pun masih tetap saja basah. Dingin pegunungan pun tidak ada rasanya. Lalu teman setia, malam-malam panjang yang membuat lelah. Night watcher menjadi sandangannya.

Saat mata mulai bisa diajak berdamai untuk terpejam, tiba-tiba si janin bermain dengan kantung kemih ibunya. Lantas harus kembali terbangun untuk berkemih, jangan harap bisa ditunda-tunda. Hampir sepuluh bulan menanggungnya.

Suami yang tidak peka pasti jadi masalah. Nada bicara keras sedikit, menusuk hatinya. Ingin mengeluh, ingin dimanja, namun kadang tidak ada yang bisa diajak kerja sama. Lagi-lagi, harus ditelan sendiri saja. Begitulah, nikmat hamil yang dirindu banyak wanita.

Lalu perjuangan melahirkan ke dunia. Ah, itu butuh satu postingan tersendiri rasanya. Tapi, tidak ada yang menyesal menjadi seorang ibu. Mana yang ingin anaknya satu? Coba tunjuk tangannya!  Saat si kecil membuka mata untuk pertama kalinya, segala lelah itu sirna. Terlahirlah cinta tanpa pretensi, yang begitu murni.

Namun, jika ternyata si kecil yang sudah begitu didamba harus kembali pulang ke pangkuanNya? Rasanya terlalu cepat... Belum kita puas menatap kerling matanya, belum lagi kita sempat memeluk hangat tubuhnya... Bagaimana rasanya?

Kawan saya tahu rasanya. Seorang perempuan yang semoga surga merindunya. Seorang hafidzah, sholihah, cantik parasnya. Predikat sempurna yang dirindu semua wanita. Beliau harus kehilangan buah hatinya di hari ketiga.

Betapa Allah mencintaimu, kawan! Padahal predikat hafidzah pun sudah digaransikan dengan ketinggian derajatmu di hadapan-Nya. Lalu, sekarang tabunganmu bertambah. Seorang anak yang telah kau lahirkan, lalu dipanggilNya, ia akan kembali menjemputmu di pintu surga-Nya, Insya Allah.
Bergembiralah! Lukamu hari ini, akan lunas terbayar indah, suatu hari nanti.
Seharusnya saya iri, bukan? Saat kedua buah hatiku begitu sehat dan sempurna, buah hatimu telah dijadikan tabungan besar tak terkira. Saat hafalanku yang tidak juga bertambah, bibirmu selalu basah dengan murajaah...

(Terima kasih sudah mengizinkan saya berbagi cerita, walaupun postingan ini sudah amat terlambat)

Bandung, 12 Oktober 2016

#OneDayOnePost
#MingguKeDua
#MasihUtang

Read Comments

3 komentar:

Wiwid Nurwidayati mengatakan...

Sabar ya mbak, insyaAllah jadi tabungan pahala

Anonim mengatakan...

Ujian setiap orang beda-beda ya. Semoga temannya ummu sagara diberiki kekuatan dan ketabahan. Semoga kedua anak ummu diberi kesehatan dan menjadi anak-anak yang sholeh.

Vinny Martina mengatakan...

Tema cinta, kehilangan memang sensitive sekali. Aku yakin mbak siti sudah bisa menerima 'kehilangan' itu.

Posting Komentar

 

Copyright © 2008 Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez | Blog Templates created by Web Hosting Men