Comberan, matahari, galau, kalajengking.
Whats wrong with those words?
Itu tantangan
minggu ketiga ngODOP. Membuat sebuah tulisan yang di dalamnya ada kata
tersebut. Dan saya sudah utang tulisan banyaaaak sekali. Hahaha, menulis setiap
hari itu tidak semudah memandikan dua balita. Dan rasa malas untuk memulai ini
memang sangat mempengaruhi selesainya sebuah tulisan.
“Biarlah malas,
asal jangan sampai hiatus.” kata seorang suhu di ODOP. So, here we go, sebelum
saya naik level dari malas ke hiatus (padahal gak ngerti juga hiatus itu apaan,
ikut-ikutan aja) ini sebuah cerita kecil yang kubuat grasa-grusu (demi tidak sampai
ditendang dari kelas ODOP).
***
www.pixabay.com
“Kau memang
hebat, sudah kuduga kau yang akan jadi pemenang! Selamat, selamat!” Seorang koki
senior, merangkap juri, menepuk-nepuk pundaknya. Rasa bangga jelas terdengar
dari nada suaranya.
Wartawan langsung
sigap membidik. Lampu blitz berkilat-kilat indah, mengabadikan memori.
“Aku hanya
beruntung.” Ia tersipu malu-malu.
Ah, seharusnya
ia tidak perlu merasa malu. Bukankah ia telah meraih segalanya? Karirnya yang diawali
dari seorang jongos penggosok kuali berjelaga di sebuah warung makan. Dan lihatlah
kini! Ia menjadi seorang chef
ternama. Bakat? Rasanya hanya sedikit bakat yang ia punya. Karena porsi
terbesar kesuksesannya adalah tekad. Dan do’a.
Bagai menelan
coklat berpuluh batang, otaknya kini banjir dopharmine.
Rasa senang mengerubuti dirinya dari kepala hingga kaki. Lampu blitz menyambar dari setiap sudut. Para
wartawan berebut mencari angle yang
paling tepat untuk media mereka. Sodoran microphone
terasa bagaikan buah-buah yang ranum. Begitu menggoda.
Ajang mencari
bakat bagi para penggiat kuliner, telah ia menangkan dengan penuh intrik dan
drama. Ia mampu memuaskan penonton yang memang tidak mau acara monoton. Berkatnya,
acara kompetisi masak memasak itu naik rating.
Membuat ibu-ibu mau beralih dari nonton film India. Kerja kerasnya selama tiga
bulan ini membuahkan hasil. Dari audisi sampai jadi pemenang, sungguh bukan
perkara mudah. Bisa melahirkan satu novel rasanya.
Kini namanya
bisa disejajarkan dengan chef ternama nusantara. Berbagai menu dari lima benua
telah khatam ia buat. Padahal dulu, menyebutkan namanya saja, lidahnya keseleo.
Lihatlah bagaimana cara kerja Tuhan! Sungguh apik dan ciamik! Rasanya ia lebih
hebat dari sekedar super hero. Bukan lagi pemuda miskin harapan yang rumahnya
bau comberan. Sungguh perjuangannya
patut dianugerahi ratusan piala.
Esok, pasti wajahnya
membanjiri aneka media. Muncul di koran, majalah, televisi. Senyum manis dan
tulus terlahir dari wajahnya. Hangat, sehangat matahari. Tak akan nampak lagi wajah lunglai versi galau. Ia lupa pada kesedihan, seketika
saat gelar juara itu tersemat untuknya.
Ia masih ingin
tersenyum pada semua wartawan yang mengerumuninya ketika tiba-tiba matanya
tertuju pada kaos merah bergambar kalajengking
yang kini ada persis di depan matanya.
“Hoi! Ngelamun
mulu!” Ujar si pemilik kaos kalajengking.
“Ah, lu
ngagetin gue!” ia terkesiap. Kembali mendapati kenyataan bahwa dirinya begitu
kumal. Tengah berjongkok di antara tumpukan piring kotor, sabun pencuci piring,
spons basah yang sudah meranggas tepiannya, dan tentu saja, kuali berjelaga
yang menyebalkan.
“Ya abis lu
nape, nyuci piring kagak beres-beres. Gosok kuali yang bener, ga usah sambil
cengengesan gitu, ngeri gue! Tuh, pembeli ude nguler, bantuin gue!” lelaki itu
melenggang, sambil menggeleng-gelengkan kepala. Mulutnya masih merapalkan
sesuatu. Ia bingung mendapati teman kerjanya bisa santai cengengesan di tengah
sibuk-sibuknya rumah makan tempat mereka bekerja.
Sial! Ternyata
khayalan pemuda itu sudah bergerak terlalu jauh, mengkhianati kenyataan.
Satu-satunya yang benar dari mimpi itu adalah ia adalah seorang jongos di rumah
makan. Ah, tidak ada waktu untuk memunguti mimpi yang kadung terserak. Ia menggosok-gosok
ujung hidungnya. Saatnya kembali ke kuali-kuali berjelaga yang selama ini telah
menghidupinya.
#OneDayOnePost
#TantanganODOP
3 komentar:
Aihh Mba keren banget dah ahahah ga nyangka sama ujung ceritanya. Udah serius banget ngikutin dari awal cerita. Ternyata ... huhu sukses bikin terkesiap pembaca 💕👏👏
Haha.. Makasih udah mampir mbak :)
Mb Mae keren banget...hidup ceritanya...
Hahaha.hiatus
Posting Komentar